08 Jan
Dituliskan oleh Triminan Wulan Sumunar dalam kategori Opini, Rubrik
Sebuah renungan yang didikasikan untuk kota Yogyakarta mengenai berbagai hal berhubungan dengan jati diri kota pelajar melihat fenomena periodisasi perkembangan anak-anak kita mengekpresikan jati diri dengan berbagai macem ada yang corat-coret ditembok, disarana umum patut disayangkan dengan tulisan-tulisan yang ada makna tapi tidak berarti bisa-bisa dengan tulisan tersebut menimbulkan permasalahan mengarah pada ketidak puasan atau malah bisa tindakan yang tidak terpuji tawur hanya gara-gara tulisan kelompok tertentu di ping (jawa, baca: disilang) (X) atau dihapus. Padahal pak Walikota dengan berbagai upaya memperindah kota Yogyakarta ini jadi berhati nyaman.
Dengan melihat kenyataan yang ada mungkin dapat kita identifikasi dari berbagai aspek entah itu signifikan atau tidak yang jelas ini sebuah renungan seandainya dari sisi pendidikan bagaimana menciptakan sebuah lembaga pendidikan yang nyaman kondusif bisa ditempuh dengan berbagai cara. Mungkin banyak kasus yang menyebabkan adanya pertikaian tersebut, dan kesemuanya berawal dari adanya perbedaan. Memang perbedaan bukan hal yang patut diperdebatkan, tinggal bagaimana kita menyikapinya
Tetapi lain halnya dengan anak-anak SMA, yang umumnya adalah remaja yang menuju kedewasaan, mereka mungkin menyikapi perbadaan tersebut sebagai pemisah antar satu sekolah dengan yang lain. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang mungkin patut untuk dicoba dan mungkin diimplementasikan kedalam budaya sekolah.
Disini saya menyoroti dari sisi seragam sekolah seandainya keberadaan seragam sekolah kalau boleh abu-abu putih yang dipakai setiap hari Senin hingga Kamis, tetapi tidak disertai dengan badge identitas sekolah. Mengapa? Karena dengan demikian tidak akan ada lagi sebuah tanda perbedaan, yang ada nantinya hanya persamaan identitas sebagai seorang siswa, SMA pada khususnya. Dan dengan sendirinya setiap siswa SMA di Kota Yogyakarta ini akan merasa satu sebagai seorang pelajar yang bangga akan jati dirinya sebagai pelajar dan tanpa rasa takut menunjukkannya. Maka, hal-hal seperti tawuran atau yang lainnya akan dengan sangat mudah untuk dihindari.
Menilik kota Yogyakarta merupakan kota yang mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap kebudayaan Jawa, dengan berbagai macam khasanah budayanya. Salah satunya adalah batik, warisan budaya yang tak ternilai harganya. Mungkin kita bisa mengambil batik dengan motif parang ditengah-tengahnya ada simbol atau identitas kraton atau kota Yogyakarta untuk digunakan sebagai seragam sekolah siswa pada hari Jumat. Dengan pertimbangan keseragaman, serta pelestarian kebudayaan kita. Maka mungkin dengan begitu akan banyak membawa dampak yang baik bagi kota Yogyakarta tercinta.
Sedangkan pada hari Sabtu anak-anak diberi kebebasan memakai baju, namun tidak boleh pakai kaos secara bebas mengingat ekspresi kepribadian anak bisa kita lihat (mungkin) secara psikologis karakter-karakter anak bisa kita lihat dari cara berpakaian entah dari corak dan warna karena pepatah jawa mengatakan bahwa ajining rogo kuwi soko busono artinya saya tidak bisa membuat difinisi secara valid. Mengapa harus seragam bebas tetapi tetap pakai sepatu dan santun? Karena di hari Sabtu puncak kejenuhan anak-anak SMA yang harus dipusingkan dengan mempelajari banyak pelajaran dan tugas-tugas dari guru bisa mengurangi beban anak dengan seragam bebas saya berkeyakinan anak-anak memiliki ekpresi yang menyenangkan sehingga titik kejenuhan dihari-hari buncit bisa terkaver. Ini semua kembali kepada “seandainyaâ€.
13 Responses
kim
January 11th, 2008 at 9:31
1sebaiknya tetap sragam deh nggak usah kakehan cangkem !
bakuljangan
January 15th, 2008 at 23:15
2waiya,,,, seandainya semua solusi untuk setiap masalah semudah mengucapkan kata “seandainya…”
:)
lcc-ptc
January 16th, 2008 at 9:10
3I’m Coming STAN
salsabila
January 17th, 2008 at 9:20
4Sangat menarik sekali ada pemikiran bahwa seragam siswa harus sesuai dengan kebudayaan yang kita miliki, contohnya batik. Dengan demikian akan mewujudkan kembali rasa cinta terhadap kebudayaan yang telah lama luntur di hati sebagian besar kaum remaja seperti anak SMA.
Tapi saya kurang setuju dengan pendapat yang seandainya terjadi pada pembebasan penggunaan baju bebas pada hari sabtu,karena menurut saya hal itu akan menciptakan kesenjangan sosial yang sangat terlihat mencolok sekali antara (maaf) si punya dan si tidak, dengan dasar pada saat siswa menggunakan seragam saja sudah kelihatan antara yang punya dan yang tidak.terima kasiih.
pencuri hati
January 19th, 2008 at 3:16
5dungu!!!!!!
Sijeruk
January 27th, 2008 at 15:41
6Walanjeh. Soal corat coret bisa disosialisasikan bahwa pak wali sudah mengijinkan. Asalkan bagus -grafiti beneran-
soal yg lain lain, daripada debat kusir saya no comment wae laah!
zzzzz
January 30th, 2008 at 12:40
7hohoho….
asal jGn dbWt kotak2 ajah yah….
hihihi….
btw,,klo bju bebas tiap sabtu ntar kYak nak TK ajah…
pissZZzz ven…!!!
jetz_antiq
January 30th, 2008 at 14:22
8. . . . . ..waika, ,,saya se 7 bgdh….pkuk x, , ,se cepat nya ya pak…..
wah lha wis ora sabar kii
ning kudu tumbas sragam batik laghi ki… . . . . ?????
luk bisa gratis aj srgam batik nya. . .. . oki
hu uh plg luk pkai batik nya mbahe. . . .ckakakakakkaak
di bales ya pak!!!!!!!
khrisna
February 25th, 2008 at 11:35
9hai mas2 TI gmn kabar sma 7 ?????makin jaya aja ya…….. aku minta masternya mathlab yaow woke2
buat guru2q aku kangen duduk dbangku sma
aku kangen diatur2 oleh peraturan2 sekolah
e.sha
February 27th, 2008 at 11:00
10bole” ajjah tuh,
tapi ittu semua baru seandaina kan
hehe^^
piss….
walaupun cuman kata seandainya
itu pasti susah mengubah dari kata
seandainya jadi kenyataanya
hehe^^
jumat pake batik
sabtu pake bebas
menurud akku,..its good idea to be better
x)
ocy
April 22nd, 2008 at 11:47
11mnurutku stuju. sbtu pak bbebas . snin slasa putih2 rbu kmis corak2 /batik yg jlas jngan pke krudung lah… atau di bebasin ajalah yg pnting gk ngelanggar norma2 agama .
yu ach……
king_of_heaven_castle
September 19th, 2008 at 15:22
12betulllllllll………….’
Gilig
November 25th, 2009 at 7:53
13Memang menarik untuk mengkritisi masalah ini. Simak juga di http://sekolahku.info/artikel/menimbang-perlunya-seragam-sekolah/
Sejauh mana kita perlu memodifikasi seragam?
Ijin share tulisannya di http://www.sekolahku.info ya
RSS feed for comments on this post · TrackBack URI
Leave a reply
Kategori
Arsip Koran Seveners
Koneksi Lain
Link
Meta
Kalender
Foto dalam Flickr
Recent Entries
Recent Comments
Most Commented
Koran Seveners is proudly powered by WordPress - BloggingPro theme by: Design Disease